aku terpaksa melakukan ini karena aku tak mau kecewakanmu di akhir nanti. biarlah kamu menilai aku apa adanya.... aku akan tetap menerimanya... aku sadar aku tak pantas ada di dekat kamu.. karena aku hanya akan membuatmu merana... dan menangis...
dan aku harap kamu akan menemukan yang lebih baik daripada aku...
pecundang 2009
Langganan:
Postingan (Atom)
DPR busuk
Taufiq Kemas, Seorang Politikus Busuk?
Desember 20, 2008 oleh Indonesianews
Endrawan Ch
Taufiq Kiemas suka Titip Absen
Usulan Ketua Fraksi PKB Effendi Choirie, agar keaktifan anggota dewan di DPR diumumkan menjadi topik hangat menjelang pemilu 2009. Sebelumnya, pada September 2008 lalu, Agus Condro mengkritisi BK DPR yang tidak pernah memberi sanksi pada Taufiq Kiemas (TK), padahal anggota DPR yang terdaftar di komisi I ini telah melanggar kode etik dewan yakni malas dan tidak pernah hadir secara fisik dalam rapat komisi maupun sidang paripurna.
Bahkan Agus Condro mengungkapkan bahwa Taufiq Kemas melakukan pelanggaran serius yaitu ‘hobi menitip absen”.“Mengapa tidak pernah dipanggil BK atau diberi sanksi begitu. Kalau alasannya sibuk, apa kesibukannya?””Kalau tanda tangannya ada di daftar hadir, itu tanda tangan siapa. Itu juga perlu dipertanyakan. Kok jadinya seolah-olah pelanggaran etika pucuk pimpinan partai bisa dimaklumi?” katanya Agus Condro. Agus Condro menuntut kepada BK lantaran hanya dia saja yang mendapat sanksi kode etik, padahal Taufiq Kiemas yang menjadi ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP tidak pernah ditegur. Wah….rupanya hierarki di Senayan mirip dengan hukum rimba. Kebobrokan petinggi partai tidak tersentuh oleh kode etik.
Taufiq Kiemas
Taufiq Kiemas “Kunjungi’ DPR karena Malu dikritik
Sebulan kemudian, 21 Oktober 2008, suami Megawati Soekarnoputri, Taufik Kiemas, akhirnya mengunjungi [sengaja dipilih kata mengunjungi] Senayan setelah sekian lama tidak menginjak kaki di Gedung Penyuara Aspirasi Rakyat. Kedatangannya yang dikawal 3 ajudannya tentu saja mendapat “big surprise”.
Dikritik dan diberitakan media massa karena kebiasaanya bolos sidang di DPR, selain risih, Taufiq Kiemas pun merasa malu.“Tumben nih pak, hadir di sidang?” tanya wartawan begitu TK keluar dari ruang sidang paripurna.“Malu juga saya dikritik adik-adik,” kata Taufiq sambil tersenyum ke arah wartawan yang mencegatnya.“Jadi bukan karena mau dilaporkan jarang hadir oleh Agus Condro ya Pak?” goda wartawan lagi.“Bukan, bukan karena dia. Kalau dikritik adik-adik saya mau datang,” ucap Taufiq.
Taufik Kiemas Tergolong Politisi Busuk
Menurut Pengamat Politik dan Dosen Fisipol UGM, Sigit Pamungkas, rendahnya tingkat kehadiran anggota DPR termasuk Taufiq Kiemas mengikuti rapat komisi atau rapat paripurna DPR merupakan cerminan politisi busuk. BK seharusnya bisa melakukan tindakan aktif menindak oknum anggota dewan tersebut.“Itu penyakit politisi busuk karena tidak menjalankan fungsi dasar lembaga legislatif. Nah sekarang mau berperan dalam kebijakan DPR bagaimana orang hadir saja tidak pernah,”
Kedisiplinan anggota merupakan sebuah cerminan bagaimana fraksi tersebut komitmen mengemban kepercayaan masyarakat. Anggota dewan yang jarang menghadiri rapat, termasuk Taufiq Kiemas maupun anggota lainnya harus malu jika hanya menikmati gaji bulanan tapi tanpa peran apapun. “Masak hanya menikmati saja tiap bulan tapi tidak pernah hadir,” ujar Sigit. Hah….hanya hadir untuk menerima gaji, dan mangkir dari tugas utama : menyuarakan aspirasi rakyat, membuat undang-undang, kreatif dan inovatif dalam budgeting, dan fungsi pengawasan.
DPR Suka Absen, harus Dipublikasikan
Di akhir tahun 2008 ini, wacana untuk mempublikasikan para anggota DPR yang sering mangkir dari tugasnya di Senayan muncul dan mendapat dukungan luas dari masyarakat. Begitu juga hampir semua fraksi di DPR RI setuju mengenai agenda tersebut. Mulai dari PKB, Golkar hingga Demokrat. Hanya ada satu partai politik yang menolak desakan ICW tersebut, meskipun partai-partai seperti PKB, PAN, Golkar juga memiliki anggota yang suka bolos ketika rapat paripurna.
Fraksi apakah itu?? Kita pasti langsung tahu. Tidak lain tidak bukan adalah fraksi tempat Taufik Kiemas bertahta, yakni PDI-P. Ketua Fraksi PDI-P Tjahjo Kumolo pun berkilah , “Biarkan itu urusan Badan Kehormatan (BK). Perlu diingat, anggota DPR bukan karyawan DPR. Kami adalah petugas partai, bukan karyawan DPR yang harus absen setiap hari. Ini kan lembaga politik,……Kecuali ada voting, atau pengajuan hak DPR, ya harus hadir,” kata Tjahjo (18 Desember).
Pernyataan politisi PDI-P ini terkesan melindungi “sifat malas” dari tokoh sentral partai yang berkepala banteng tersebut. Padahal dalam tata tertib DPR disebutkan, para anggota yang 3 kali mangkir dari rapat akan diberikan sanksi. Namun, selama ini tak pernah terdengar ada anggota yang mendapatkan sanksi atas ‘kemalasannya’. Menurut Tjahjo, tatib DPR jangan dimaknai terlalu kaku. Bagaimanapun, dalam pandangan dia, anggota DPR harus mengutamakan konstituennya. “Kadang-kadang, kami harus menemui konstituen yang jadwalnya berbenturan dengan rapat di DPR. Kan harus mengutamakan konstituen,” kata dia.
Anggota DPR harusnya Merakyat
Para politisi yang memberi alasan-alasan yang inrasional ini harusnya mau mengakui kebobrokan anggota fraksinya. Bagaimana negara Indonesia bisa maju, jika dalam rapat dan sidang sebagian anggota DPR tidak hadir. Dikemanakan gaji di atas 40 juta/bulan ini dipertanggungjawabkan?????Apa tujuan Anda menjadi anggota dewan, kalau tidak disiplin melaksanakan tugas sebagai dewan?Kewajiban pribadi saja tidak dilaksanakan (hadir dalam agenda DPR), bagaimana menyampaikan aspirasi rakyat?Menjijikkan dengan selalu beralasan bahwa jadwal rapat DPR berbenturan dengan acara di luar DPR. Kalau cuma sekali, masih dapat dimaklumi. Kalau ini sering? Dan titip absen lagi?? Dan yang lebih dashyat lagi….semua fraksi di DPR, memiliki track record partisipasi kehadiran anggotanya kurang dari 90%.Bagaimana menurut Anda?